Sabtu, 20 Desember 2014

Contoh soal fisiologi hewan tentang reproduksi betina

SOAL PILIHAN TUNGGAL

1.      Hormon yang menstimuli fungsi korpus luteum untuk mensekresikan hormon progesteron ke dalam aliran darah adalah....
a.       Lutheinizing Hormone
b.      Follicle Stimulating Hormone
c.       Anti Mulerian Hormone
d.      Estrogen
e.       Testosteron
Jawaban : A

2.      Proses fertilisasi pada manusia pada umumnya terjadi di…
a.       Ovarium
b.      Uterus
c.       Serviks
d.      Oviduct
e.       Tuba fallopi
Jawaban :E

SOAL PILIHAN GANDA

 Ovarium adalah organ reproduksi primer betina. Fungsi utama ovarium adalah
1)      Menghasilkan gamet oosit
2)      Menghasilkan hormon estrogen
3)      Menghasilkan hormon progesteron
4)      Menghasilkan Anti Mulerian Hormon

SOAL ESSAY

Sebutkan hormon yang berperan dalam proses ovulasi dan jelaskan fungsi hormon tersebut!

Jawaban :
Hormon yang berperan dalam proses ovulasi adalah
a)      Follicle Stimulating Hormone yang berfungsi untuk melepaskan ikatan glikoprotein penyusun matriks ekstra seluler dari sel-sel granulosa

b)      Lutheinizing Hormone yang berfungsi untuk mengubah permeabilitas membran turun

Contoh soal fisiologi hewan tentang nutrisi,energi,gizi dan pencernaan makanan

SOAL PILIHAN TUNGGAL

1)      Dalam pencernaan makanan, lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini terjadi karena...
a.       Cairan empedu mengemulsikan lemak, kemudian lipase memcah emulsi lemak menjadi asam lemak + gliserol
b.      Enzim entrokinase dapat langsung memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
c.       Enzim lipase memecah lemak menjadi glukosa, terus mengubahnya menjadi asam lemak dan gliserol
d.      Cairan empedu langsung memecah lemak menjadi asam lemak + gliserol
e.       Enzim lipase langsung dapat memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Jawaban : C

2)      Di bawah ini yang termasuk fungsi karbohidrat adalah....
a.       Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
b.      Sumber energi, metabolisme tubuh, menjaga keseimbangan asam basa
c.       Sumber energi dan pelarut vitamin A dan D
d.      Zat pembangun
e.       Mengangkut nutrisi dan medium berbagai reaksi kimia
Jawaban :B

SOAL PILIHAN GANDA

Perbandingan antara susu sapi dengan ASI adalah
1.      Susu sapi lebih banyak mengandung protein, Ca, P, Na, dan K
2.      ASI lebih sedikit mengandung Karbohidrat, Niasin, dan Sulfat Vitamin D
3.      ASI lebih banyak mengandung Karbohidrat, Niasin, dan Sulfat Vitamin D
4.      Susu sapi lebih sedikit mengandung protein, Ca, P, Na, dan K
Jawaban : B

SOAL ESSAY

Makanan yang sehat adalah makanan yang bergizi dan higienis. Apa yang dimaksud dengan makanan bergizi dan higienis?

Jawaban :

Higienis artinya tidak mengandung bibit penyakit. Bergizi artinya cukup memberi kalori, cukup mengandung protein, lemak dan vitamin. Memiliki perbandingan yang seimbang antara kandungan karbihidrat, protein dan lemak.

Contoh soal biofisik sel

SOAL PILIHAN TUNGGAL
1)      Yang dimaksudkan dengan transport aktif adalah berikut ini,kecuali :
A.Bebas enersi oleh karena konsentrasi Na+ lebih besar di luar sel
B.Dilakukan oleh ATPase
C.Terutama oleh Na+/K+ pump
D.Molekul bergerak melawan beda konsentrasi
E.Ion-ion bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi

Jawaban : A

2)      Molekul – molekul berikut ini yang dapat melintasi bilayer lipid secara langsung tanpa harus melalui channel protein adalah :
A. Glukosa dan H+
B. Glukosa dan sukrosa
C. Sukrosa dan Na+
D. CO2 dan K+
E. N2 dan glyserol

Jawaban : E


SOAL PILIHAN GANDA
1.      Muatan negatif di dalam sel terutama diperoleh dari :
1.Ion K+
2.Beda voltase
3.Potensial membran
4.Protein sel dan fosfat dari ATP

Jawaban : D

SOAL ESSAY
1.      Mengapa potensial membran sel dapat terbentuk? Jelaskan!


Jawaban : Karena adanya perbedaan distribusi muatan antara bagian dalam membran yang berbatasan dengan cairan intraseluler dan bagian luar yang berhadapan dengan cairan ekstraseluler.

Kamis, 20 November 2014

Penentuan Jumlah Eritrosit

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
PENENTUAN JUMLAH ERITOSIT
 


Pelaksanaan Praktikum   : Senin, 13 November 2014
Dosen Asistensi               : Dr. Dwi Winarni, M.Si




Di susun oleh :
  
              1. FAWAIDUL KHOIR                                 NIM : 081211431123
              2. ALDINO KAMARUDDIN SANTOSO     NIM : 081211432005
              3. PURNOMO                                                NIM : 081211433002
              4. AHMAD RAFDI WIHARJA                       NIM : 081211433013
              5. RADITYO DHARMAWAN                       NIM : 081211433042

             
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

A.    TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah supaya praktikan dapat mempelajari dan memahami prinsip kerja bilik hitung Improved Neubauer yang digunakan dalam penghitungan jumlah eritrosit.

B.     DASAR TEORI
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.
2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
      Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
·         Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
·         Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
·         Natrium klorid 0.85 %
Harga Normal :
·         Dewasa laki-laki          : 4.50 – 6.50 (x106/μL)
·         Dewasa perempuan     : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
·         Bayi baru lahir             : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
·         Anak usia 1-3 tahun    : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
·         Anak usia 4-5 tahun    : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
·         Anak usia 6-10 tahun  : 3.80 – 5.80 (x106/μL)
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
Penurunan eritrosit dapat menyebabkan kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan. Peningkatan eritrosit dapat menyebabkan polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardiovaskuler.
Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

C.    ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan jumlah eritrosit adalah sebagai berikut:
-          Bilik hitung Improved Neubauer
-          Pipet pencampur 1-1o1 (pengenceran 100 kali untuk eritrosit)
-          Mikroskop
-          Darah kapiler
-          Larutan Hayem yang terdiri dari HgCl2 0,25 g, NaCl 0,5 g, Na2SO4 2,5 dan akuades 100 ml.
-          Alkohol 70% dan kapas
-          Hand counter
-          Jarum suntik ukuran 1 ml dan 2,5 ml

D.    CARA KERJA
1.      Menusuk salah satu ujung jari dengan jarum suntik hingga mengeluarkan darah
2.      Menghisap darah menggunakan kapiler sampai angka 1 pada mikropipet
3.  Menghisap larutan Hayem (yang sudah dituangkan terlebih dahulu ke dalam tabung) sampai menunjukkan angka 101
4.     Melepaskan pipet karet dari mikropipet kemudian menutup kedua ujung mikropipet dengan jari dan  mengocoknya selama 2 menit
5.    Membuang 2-3 tetes cairan pada ujung mikropipet, meletakkan ujung mikropipet dan menuangkan cairan darah ke Improved Neubauer
6.      Mencari bilik hitung Improved Neubauer di bawah mikroskop
7.      Menghitung semua jumlah eritrosit yang terdapat di dalam bujur sangkar pada masing-masing pojok.
Jumlah bujur sangkar yang dihitung                 : 80 kali
Volume tiap bujur sangkar                              : 1/4000 mm3
Darah yang diencerkan                                   : 100 kali
Jumlah eritrosit yang terhitung                          : E
Maka jumlah eritrosit per mm3                        : E/80 x 4000 x 100

E.     HASIL PENGAMATAN
Berikut ini adalah tabel hasil penghitungan jumlah eritrosit masing-masing kelompok :
No
Nama
Jenis Kelamin
Pengamatan
Pengamatan
I
II
Rata-rata
III
IV
Rata-rata
1.
Intan (mencit)
3.790.000
3.930.000
3.860.000
3.850.000
3.740.000
3.795.000
2.
Defi (mencit)
9.475.000
10.550.000
10.012.500
9.375.000
7.525.000
8.450.000
3.
Nafiah (mencit)
2.110.000
3.424.000
2.767.000
3.648.000
3.935.000
3.791.500
4.
Nadia (mencit)
2.550.000
3.400.000
2.975.000
2.150.000
3.600.000
2.875.000
5.
Rudi
5.710.000
3.660.000
4.685.000
5.680.000
4.740.000
5.210.000
6.
Bayu
9.900.000
11.700.000
10.800.000
12.700.000
10.600.000
11.650.000
7.
Lutfi
6.270.000
6.355.000
6.312.500
5.850.000
6.140.000
5.995.000
8.
Rere
2.630.000
2.700.000
2.665.000
2.340.000
2.300.000
2.320.000
9.
Anisa
3.495.000
3.900.000
3.697.500
3.355.000
3.625.000
3.490.000
10.
Tarini
3.510.000
2.990.000
3.250.000
3.420.000
3.270.000
3.345.000
11.
Ryan
4.360.000
2.520.000
3.440.000
3.110.000
3.515.000
3.312.500


F.     PEMBAHASAN
Eritrosit berasal dari sel prekursor eritroid yang melalui suatu proses pertumbuhan miotik dan pematangan. Tingkat oksigenasi jaringan mengatur pembentukan sel-sel darah merah yang mengangkut oksigen ke jaringan (eritropoesis efektif). Eritropoietin adalah suatu hormon yang terutama dihasilkan oleh sel-sel interstisium peritubulus ginjal. Hormon ini merangsang sel-sel progenitor CFU-E untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan pematangan. Jalur spesifik yang mengatur fluktuasi oksigen jaringan dengan perubahan kadar eritropoietin tidak disimpan di ginjal, fungsi ginjal dan kadar oksigen merupakan faktor utama yang mengontrol pengeluaran eritropoietin. Dalam keadaan normal, hanya sejumlah kecil (pikomolar) eritropoietin yang dijumpai di darah perifer. Rentang eritropoietin normal adalah 9 sampai 26 unit/mL.
Segala sesuatu yang menurunkan penyaluran oksigen ke jaringan akan meningkatkan kadar eritropoietin, asalkan ginjal berfungsi normal. Kadar hemoglobin yang rendah, gangguan pertukaran oksigen respiratorik, dan gangguan aliran darah merupakan penyebab umum hipoksia jaringan. Dengan demikian, konsentrasi eritropoietin tinggi pada sebagian besar anemia, gangguan hemoglobin, penyakit paru, dan gangguan sirkulasi yang parah.
Kapasitas eritropoietin untuk menghasilkan eritropoiesis bergantung pada kecukupan pasokan zat-zat gizi dan mineral (terutama besi, asam folat, dan vitamin B12) ke sumsum tulang. Apabila sumsum tulang mampu berespons, produksi sel darah merah meningkat (Ronald, 2004).

Hasil penghitungan jumlah eritrosit pada darah laki-laki (♀)
Untuk menghitung jumlah eritrosit, prosedur kerja yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
-       Pengenceran darah 100 kali (menanggulangi penumpukan eritrosit saat penghitungan dalam bilik hitung Improved Neubauer)
-       Penambahan larutan Hayem dalam pengenceran (berfungsi untuk melisiskan leukosit yang masih terdapat dalam sel-sel darah sampel)
-       Eritrosit yang dihitung adalah pada sel yang terdapat di dalam bujur sangkar kecil (sebanyak 80 kotak terbagi dalam lima kotak) dengan sisi 1/20 mm atau volume setiap bujur sangkar 1/4000 mm3         
-       Cara penghitungan (diamati pada pembesaran mikroskop 10x40) :
Jumlah bujur sangkar yang dihitung         =  80 kali
Volume setiap bujur sangkar                  =  1/4000 mm3
Darah yang diencerkan                          =  200 kali
Jumlah eritrosit yang terhitung                 =  E
Maka jumlah eritrosit per mm3               = 

Dalam praktikum kali ini, penghitungan dilakukan secara duplo yaitu dilakukan dua kali pengulangan. Berikut adalah data jumlah penghitungan eritrosit pada penghitungan yang pertama dan kedua kelompok kami :
Kotak ke-
Jumlah Eritrosit (E) ♀
Pertama (E1)
Kedua (E2)
1
183
96
2
157
100
3
143
95
4
181
89
5
142
112
Total
806
492









      

Dengan hasil data jumlah eritrosit laki-laki yang terhitung diatas maka jumlah eritrosit adalah sebagai berikut :
Penghitungan pertama :
Jumlah eritrosit per mm3   = 
                                       
                                       =  8060000
                                       =  8.06 /mm3
Penghitungan kedua :
Jumlah eritrosit per mm3  = 
                                      
                                       =  4920000
                                       =  4,92 /mm3
Menurut Ronald (2004), jumlah sel darah merah atau eritrosit normal untuk laki-laki dewasa adalah sekitar 4,6 x 106 – 6,2 x 106 /mm3. Berdasarkan hasil penghitungan  di atas, diperoleh rata-rata dari kedua penghitungan adalah 6,49 x 106 mm3. Jadi hasil penghitungan eritrosit kelompok kami dengan literatur memiliki perbedaan yang cukup jauh. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh perbedaan praktikan dalam pengambilan sampel darah dan dalam melakukan homogenisasi larutan hayem dan sampel sel darah.

G.    KESIMPULAN
1.      Penghitungan jumlah eritrosit atau penentuan jumlah eritrosit dapat dilakukan dengan menggunakan hemositometer atau bilik hitung Improved Neubauer. Dalam penghitungan eritrosit ini digunakan 80 kotak pada bilik hitung dan menggunakan larutan Hayem untuk melisiskan leukosit pada sel darah.
2.      Jumlah eritrosit laki-laki dewasa normal adalah sekitar 4,6 x 106 – 6,2 x 106 /mm3.
3.      Rerata hasil penghitungan eritrosit laki-laki kelompok kami yaitu sejumlah 6,49 x 106 mm3 menunjukkan jumlah eritrosit sudah tidak dalam kisaran normal.

H.    DAFTAR PUSTAKA
Ganong W.F; alih bahasa, Brahm U.Pendit, et al. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Djauhari Widjajakusumah. Jakarta: EGC.
Guyton AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Irawati Setiawan, Penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari Textbook of Medical Physiology.
Pearse, E. C. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.
Soetrisno, P.E. 1987. Diktat Fisiologi Ternak. Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto

























I.        LAMPIRAN
IMG-20121024-03105.jpg

Menghisap darah menggunakan kapiler
IMG-20121024-03106.jpg

Menghisap larutan Hayem yang sudah disediakan dalam gelas
IMG-20121024-03107.jpg

Mengocok darah yang bercampur dengan larutan Hayem
IMG-20121024-03108.jpg

Meneteskan darah yang sudah dikocok ke bilik hitung
IMG-20121024-03110.jpg

Mengamati bilik hitung di bawah mikroskop
IMG-20121017-03073.jpg

Mencari dan menghitung eritrosit dalam 5 kotak bilik hitung