LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
PENGUKURAN KADAR
HEMOGLOBIN
Pelaksanaan Praktikum : Senin,
22 September 2014
Dosen Asistensi : Dr. Dwi Winarni, M.Si
Di
susun oleh :
1.
FAWAIDUL KHOIR NIM
: 081211431123
2. ALDINO KAMARUDDIN SANTOSO NIM : 081211432005
3. PURNOMO NIM : 081211433002
4.
AHMAD RAFDI WIHARJA NIM
: 081211433013
5.
RADITYO DHARMAWAN NIM
: 081211433042
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
PENGUKURAN KADAR
HEMOGLOBIN
A.
Tujuan
Praktikan dapat mempelajari dan memahami prinsip
kerja cara penentuan kadar Hb dengan metode Sahli (Pembentukan asam hematin). Kadar asam
ini diukur dengan membandingkan warna standart secara visual.
B.
Dasar
Teori
Hemoglobin merupakan protein yang banyak mengandung
zat besi dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk oksihemoglobin
di dalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut dapat berlangsung proses distribusi
oksigen dari pulmo menuju jaringan (Pearce, 1991). Pada hemoglobin manusia dewasa
normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai polipeptida yang dinamakan
rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-masing mengandung 141 gugus asam
amino, sedangkan pada rantai β masing-masing mengandung 146 rantai asam amino.
Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam
darah dewasa normal merupakan hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan
hemoglobin A2, tempat rantai β diganti oleh rantai δ (α2δ2) (Ganong, 2001).
Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit
berwarna merah, karena hemoglobin merupakan penyusun 30% dari total isi
eritrosit (Mutschler, 1991). Hemoglobin mempunyai berat molekul 64.450 dan
merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada
tiap polipeptida melekat pada gugus heme. Heme adalah suatu turunan porfirin
yang mengandung besi (Fe). Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai
bagian dari globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin ini
adalah sebagai alat transportasi O2 serta membawa hasil akhir proses
respirasi CO2.
Sintesis Hemoglobin berlangsung dalam sumsum tulang.
Sintesis hemoglobin dimulai pada tahap eritroblast dan berlangsung hingga
tingkat retikulosit dan kemudian menjadi eritrosit matur. Sel darah muda yang
telah keluar dari sumsum tulang tetap membentuk hemoglobin pada hari
berikutnya. Sintesis tersebut dimulai dari kondensasi glisin dan suksinil
koenzim A (CoA) dibawah aksi enzim kunci δ-aminolevulinic acid sintetase
(ALA-sintetase) untuk membentuk ALA (Amino Levulinic Acid) selanjutnya ALA
mengalami dehidrasi menjadi phorphobilinogen oleh enzim ALAD (ALA Dehidratase).
Setelah melewati beberapa tahapan reaksi, senyawa phophobilinogen mengalami
perubahan bentuk menjadi protoporfirin. Salah satu senyawa protoporfirin, yaitu
protoporfirin IX akan berikatan dengan Fe membentuk heme. Heme bereaksi dengan
globin dimana 4 molekul heme berikatan dengan satu molekul globin dan ion logam
Fe2+ dengan bantuan enzim ferrochelatase membentuk hemoglobin
(Hoffbrand dan Petit, 1987 ; Palar, 1994 ; Darmono, 1995 ; Sadikin, 2001). Kandungan Hb normal
rerata adalah 16 g / dL pada pria dan 14 g / dL pada wanita yang semuanya
terdapat pada eritrosit ( Ganong, 2001 ). Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat
menyebabkan anemia.
C.
Alat
dan Bahan
1. Haemometer Resistant
2. 0,1 N HCl
3. Darah manusia dan mencit
4. Akuades
5. Jarum suntik ukuran 2,5 ml
6. Pipet kapiler
7. Botol penampung darah
D.
CARA
KERJA
1. Carilah
terlebih dahulu pembuluh darah arteri branchialis dan keluarkan darahnya ± 1,0
ml (pada manusia) atau keluarkan darah melalui intra caediac (pada hewan coba
mencit), letakkan darah pada botol penampung (yang sudah diberi EDTA).
2. Isilah
tabung pengencer/pengukur hemometer dengan 0,1 N HCl sampai menunjukkan angka
2.
3. Hisaplah
darah dengan pipet Hb sampai angkanya menunjukkan 20, hapuslah darah yang
melekat pada ujung pipet.
4. Setelah
darah mengalami penjedaan, segera masukkan ke dalam tabung pengencer hemometer
yang berisi 0,1 N HCl.
5. Hisaplah
HCl dalam tabung ke dalam pipet dan dikeluarkan lagi, ulangi sampai 3 kali.
6. Diamkan
selama 8-10 menit
7. Encerkan
dengan akuades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk,
sampai warnanya sesuai dengan warna standart.
8. Bacalah
angka yang sesuai dengan tinggi permukaan isrutan darah ini (menggunakan kadar
Hb)
9. Ulangi
perlakuan diatasa sebanyak 2 kali dan hasilnya dirata-rata.
E.
HASIL
PENGAMATAN
Berikut ini
adalah tabel hasil pengamatan pengukuran kadar Hb terhadap beberapa sampel:
No
|
Probandus
|
Kadar
Hb
|
|||
Nama
|
Sex
|
1
|
2
|
Rerata
|
|
1.
|
Ninto (Darah Mencit)
|
♂
|
11,2
|
11,8
|
11,5
|
2.
|
Purnomo (Darah Mencit)
|
♂
|
10,2
|
10,4
|
10,3
|
3.
|
Juanita (Darah Mencit)
|
♀
|
14
|
12
|
13
|
4.
|
Mita (Darah Mencit)
|
♀
|
8,5
|
7
|
7,75
|
5.
|
Husnus (Darah Manusia)
|
♂
|
15,6
|
14,8
|
15,2
|
6.
|
Rudi (Darah Manusia)
|
♂
|
17,2
|
13
|
15,1
|
7.
|
Ifad (Darah Manusia)
|
♂
|
17,6
|
20,7
|
19,15
|
8.
|
Lutfi (Darah Manusia)
|
♂
|
11
|
11
|
11
|
9.
|
Inne (Darah Manusia)
|
♀
|
9
|
9,8
|
9,4
|
10.
|
Latifa (Darah Manusia)
|
♀
|
14
|
14
|
14
|
11.
|
Renna (Darah Manusia)
|
♀
|
12,4
|
6,8
|
9,6
|
F.
PEMBAHASAN
Hemoglobin (Hb) merupakan senyawa pembawa oksigen
pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
Pengukuruan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a. Metode
Sahli (dengan menggunakan 0,1 N HCl)
b. Metode
Cyanmeth Hb-Drabkins (menggunakan spektrofotometer)
Namun, pada praktikum kali ini digunakan metode
Sahli untuk mengukur kadar Hb. Metode Sahli merupakan suatu cara yang digunakan
untuk mengukur kadar Hb melalui pembentukan asam hematin. Kadar asam ini diukur
kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar
secara visual. Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi
globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi
ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid
yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.
Pada langkah cara kerja metode Sahli harus dilakukan
penghisapan larutan HCl yang telah dicampur dengan darah secara berulang
ataupun dengan cara mengaduk darah dengan larutan HCl, hal tersebut dimaksudkan
untuk menghomogenkan larutan HCl dengan darah serta untuk memasukkan O2.
Setelah homogen, larutan campuran tersebut didiamkan selama 10 menit supaya Hb
dapat bereaksi dengan HCl sehingga dapat terbentuk asam hematin dan kadar asam
ini dapat dihitung, maka kadar Hb juga dapat diketahui. Penggunaan HCl sebagai
campuran darah bertujuan
untuk melisiskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat di dalam eritrosit dapat
keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin.
Menurut WHO, batas kadar hemoglobin wanita dewasa
sebesar 12 g/dL dan batas
kadar hemoglobin laki-laki dewasa sebesar 14-18 g/dL (WHO dalam Arisman, 2002). Berdasarkan hasil
pengukuran kadar Hb kelompok kami
(no.1 – 11) diperoleh nilai rerata Hb yang beragam. Ada yang nilai rerata
hemoglobinnya mendekati literatur dan ada juga yang nilai rerata hemoglobinnya
berbeda jauh dari literatur. Adanya perbedaan
pengukuran kadar Hb dalam masing-masing kelompok dikarenakan perubahan warna
hematin dibuat dengan cara pengenceran sedemikan rupa sehingga warnanya sama
dengan warna standar, kemudian dibandingkan dengan mata telanjang, maka
subyektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata masing-masing
individu, terdapat faktor lain seperti, ketajaman dan penyinaran yang dapat
mempengaruhi hasil pembacaan.
G.
KESIMPULAN
1. Hemoglobin
(Hb) merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat
diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks
kapasitas pembawa oksigen pada darah.
2. Pengukuruan
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
-
Metode Sahli (dengan
menggunakan 0,1 N HCl)
-
Metode Cyanmeth
Hb-Drabkins (menggunakan spektrofotometer)
3. Metode
Sahli merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur kadar Hb melalui
pembentukan asam hematin. Penggunaan HCl sebagai campuran darah bertujuan untuk
melisiskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat di dalam eritrosit dapat keluar
dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin
4. Menurut
WHO, batas kadar hemoglobin wanita dewasa sebesar 12 g/dL dan batas kadar
hemoglobin laki-laki dewasa sebesar 14-18 g/dL
H.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman.
2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2001. Fisiologi Kedokteran.
Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Pearce, C.E., 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya
Medika: Jakarta
Sturkie, P. D. and P. Griminger. 1976. Blood:
Physical Characteristics, Formed Elements, Haemoglobin, and Coagulation.
Avian physiology D Edition. Springer-Verlay New York.
Anonim.
http://wildablog.blogspot.com/2011/11/pengukuran-kadar-hemoglobin.html (diakses
pada 24 September 2014)
I.
LAMPIRAN
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Tabung pengukur
haemometer yang telah berisi 0,1 N HCl hingga menunjukkan angka 2
|
2.
|
|
Proses pengambilan
sampel darah dari mencit jantan
|
3.
|
|
Proses pengambilan darah mencit menggunakan pipet Hb
hingga menunjukkan angka 20
|
4.
|
|
Memasukkan pipet Hb
yang telah berisi sampel darah ke dalam tabung pengencer haemometer yang
telah berisi 0,1 N HCl
|
5.
|
|
Mendiamkan campuran
darah dan HCl selama 8-10 menit
|
6.
|
|
Proses pengenceran dengan akuades
setetes demi setetes sampai warnanya sesuai dengan warna standar
|
7.
|
|
Hasil pengenceran yang
menunjukkan warna sampel sama dengan warna standar
|
8.
|
|
Angka yang
menunjukkan hasil pengenceran,sampel pertama (yang atas) 10,2 g/dL dan sampel kedua (yang bawah) 10,4 g/dL
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar