Selasa, 18 November 2014

Pengukuran Kadar Hemoglobin

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN
 


Pelaksanaan Praktikum   : Senin, 22 September 2014
Dosen Asistensi               : Dr. Dwi Winarni, M.Si







Di susun oleh :

              1. FAWAIDUL KHOIR                                 NIM : 081211431123
              2. ALDINO KAMARUDDIN SANTOSO    NIM : 081211432005
              3. PURNOMO                                                 NIM : 081211433002
              4. AHMAD RAFDI WIHARJA                     NIM : 081211433013
              5. RADITYO DHARMAWAN                      NIM : 081211433042

             
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN

A.    Tujuan
Praktikan dapat mempelajari dan memahami prinsip kerja cara penentuan kadar Hb dengan metode Sahli (Pembentukan asam hematin). Kadar asam ini diukur dengan membandingkan warna standart secara visual.

B.     Dasar Teori
Hemoglobin merupakan protein yang banyak mengandung zat besi dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk oksihemoglobin di dalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut dapat berlangsung proses distribusi oksigen dari pulmo menuju jaringan (Pearce, 1991). Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai polipeptida yang dinamakan rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-masing mengandung 141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai β masing-masing mengandung 146 rantai asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal merupakan hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat rantai β diganti oleh rantai δ (α2δ2) (Ganong, 2001).
Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena hemoglobin merupakan penyusun 30% dari total isi eritrosit (Mutschler, 1991). Hemoglobin mempunyai berat molekul 64.450 dan merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada tiap polipeptida melekat pada gugus heme. Heme adalah suatu turunan porfirin yang mengandung besi (Fe). Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai bagian dari globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin ini adalah sebagai alat transportasi O2 serta membawa hasil akhir proses respirasi CO2.
Sintesis Hemoglobin berlangsung dalam sumsum tulang. Sintesis hemoglobin dimulai pada tahap eritroblast dan berlangsung hingga tingkat retikulosit dan kemudian menjadi eritrosit matur. Sel darah muda yang telah keluar dari sumsum tulang tetap membentuk hemoglobin pada hari berikutnya. Sintesis tersebut dimulai dari kondensasi glisin dan suksinil koenzim A (CoA) dibawah aksi enzim kunci δ-aminolevulinic acid sintetase (ALA-sintetase) untuk membentuk ALA (Amino Levulinic Acid) selanjutnya ALA mengalami dehidrasi menjadi phorphobilinogen oleh enzim ALAD (ALA Dehidratase). Setelah melewati beberapa tahapan reaksi, senyawa phophobilinogen mengalami perubahan bentuk menjadi protoporfirin. Salah satu senyawa protoporfirin, yaitu protoporfirin IX akan berikatan dengan Fe membentuk heme. Heme bereaksi dengan globin dimana 4 molekul heme berikatan dengan satu molekul globin dan ion logam Fe2+ dengan bantuan enzim ferrochelatase membentuk hemoglobin (Hoffbrand dan Petit, 1987 ; Palar, 1994 ; Darmono, 1995 ; Sadikin, 2001). Kandungan Hb normal rerata adalah 16 g / dL pada pria dan 14 g / dL pada wanita yang semuanya terdapat pada eritrosit ( Ganong, 2001 ). Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menyebabkan anemia.

C.    Alat dan Bahan
1.      Haemometer Resistant
2.      0,1 N HCl
3.      Darah manusia dan mencit
4.      Akuades
5.      Jarum suntik ukuran 2,5 ml
6.      Pipet kapiler
7.      Botol penampung darah

D.    CARA KERJA
1.      Carilah terlebih dahulu pembuluh darah arteri branchialis dan keluarkan darahnya ± 1,0 ml (pada manusia) atau keluarkan darah melalui intra caediac (pada hewan coba mencit), letakkan darah pada botol penampung (yang sudah diberi EDTA).
2.      Isilah tabung pengencer/pengukur hemometer dengan 0,1 N HCl sampai menunjukkan angka 2.
3.      Hisaplah darah dengan pipet Hb sampai angkanya menunjukkan 20, hapuslah darah yang melekat pada ujung pipet.
4.      Setelah darah mengalami penjedaan, segera masukkan ke dalam tabung pengencer hemometer yang berisi 0,1 N HCl.
5.      Hisaplah HCl dalam tabung ke dalam pipet dan dikeluarkan lagi, ulangi sampai 3 kali.
6.      Diamkan selama 8-10 menit
7.      Encerkan dengan akuades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk, sampai warnanya sesuai dengan warna standart.
8.      Bacalah angka yang sesuai dengan tinggi permukaan isrutan darah ini (menggunakan kadar Hb)
9.      Ulangi perlakuan diatasa sebanyak 2 kali dan hasilnya dirata-rata.

E.     HASIL PENGAMATAN
Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan pengukuran kadar Hb terhadap beberapa sampel:

No
Probandus
Kadar Hb
Nama
Sex
1
2
Rerata
1.
Ninto                   (Darah Mencit)
11,2
11,8
11,5
2.
Purnomo             (Darah Mencit)
10,2
10,4
10,3
3.
Juanita                 (Darah Mencit)
14
12
13
4.
Mita                    (Darah Mencit)
8,5
7
7,75
5.
Husnus             (Darah Manusia)
15,6
14,8
15,2
6.
Rudi                  (Darah Manusia)
17,2
13
15,1
7.
Ifad                   (Darah Manusia)
17,6
20,7
19,15
8.
Lutfi                 (Darah Manusia)
11
11
11
9.
Inne                  (Darah Manusia)
9
9,8
9,4
10.
Latifa                (Darah Manusia)
14
14
14
11.
Renna               (Darah Manusia)
12,4
6,8
9,6


F.     PEMBAHASAN
Hemoglobin (Hb) merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Pengukuruan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       Metode Sahli (dengan menggunakan 0,1 N HCl)
b.      Metode Cyanmeth Hb-Drabkins (menggunakan spektrofotometer)
Namun, pada praktikum kali ini digunakan metode Sahli untuk mengukur kadar Hb. Metode Sahli merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur kadar Hb melalui pembentukan asam hematin. Kadar asam ini diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar secara visual. Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.
Pada langkah cara kerja metode Sahli harus dilakukan penghisapan larutan HCl yang telah dicampur dengan darah secara berulang ataupun dengan cara mengaduk darah dengan larutan HCl, hal tersebut dimaksudkan untuk menghomogenkan larutan HCl dengan darah serta untuk memasukkan O2. Setelah homogen, larutan campuran tersebut didiamkan selama 10 menit supaya Hb dapat bereaksi dengan HCl sehingga dapat terbentuk asam hematin dan kadar asam ini dapat dihitung, maka kadar Hb juga dapat diketahui. Penggunaan HCl sebagai campuran darah bertujuan untuk melisiskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat di dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin.
Menurut WHO, batas kadar hemoglobin wanita dewasa sebesar 12 g/dL dan batas kadar hemoglobin laki-laki dewasa sebesar 14-18 g/dL (WHO dalam Arisman, 2002). Berdasarkan hasil pengukuran kadar Hb kelompok kami (no.1 – 11) diperoleh nilai rerata Hb yang beragam. Ada yang nilai rerata hemoglobinnya mendekati literatur dan ada juga yang nilai rerata hemoglobinnya berbeda jauh dari literatur. Adanya perbedaan pengukuran kadar Hb dalam masing-masing kelompok dikarenakan perubahan warna hematin dibuat dengan cara pengenceran sedemikan rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar, kemudian dibandingkan dengan mata telanjang, maka subyektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata masing-masing individu, terdapat faktor lain seperti, ketajaman dan penyinaran yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan.

G.    KESIMPULAN
1.      Hemoglobin (Hb) merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
2.      Pengukuruan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
-          Metode Sahli (dengan menggunakan 0,1 N HCl)
-          Metode Cyanmeth Hb-Drabkins (menggunakan spektrofotometer)
3.      Metode Sahli merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur kadar Hb melalui pembentukan asam hematin. Penggunaan HCl sebagai campuran darah bertujuan untuk melisiskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat di dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin
4.      Menurut WHO, batas kadar hemoglobin wanita dewasa sebesar 12 g/dL dan batas kadar hemoglobin laki-laki dewasa sebesar 14-18 g/dL

H.    DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Pearce, C.E., 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya Medika: Jakarta
Sturkie, P. D. and P. Griminger. 1976. Blood: Physical Characteristics, Formed Elements, Haemoglobin, and Coagulation. Avian physiology D Edition. Springer-Verlay New York.
Anonim. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/ (diakses pada 24 September 2014)















I.       LAMPIRAN
No
Gambar
Keterangan
1.
              
Tabung pengukur haemometer yang telah berisi 0,1 N HCl hingga menunjukkan angka 2
2.
           




Proses pengambilan sampel darah dari mencit jantan




3.
             
Proses pengambilan darah mencit menggunakan pipet Hb hingga menunjukkan angka 20
4.
             
Memasukkan pipet Hb yang telah berisi sampel darah ke dalam tabung pengencer haemometer yang telah berisi 0,1 N HCl
5.
                 
Mendiamkan campuran darah dan HCl selama 8-10 menit
6.
            





Proses pengenceran dengan akuades setetes demi setetes sampai warnanya sesuai dengan warna standar





7.

 







Hasil pengenceran yang menunjukkan warna sampel sama dengan warna standar



8.
 



Angka yang menunjukkan hasil pengenceran,sampel pertama (yang atas) 10,2 g/dL dan sampel kedua (yang bawah) 10,4 g/dL











            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar