KEDUDUKAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN SERTA
KEANEKARAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN ILMU PENGETAHUAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
DEPARTEMEN
BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
Abstrak
Filsafat
adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam- dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat merupakan pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita- citakan. Manusia pada dasarnya dilahirkan ke dunia sebagai bayi
yang tidak dapat berbuat apa- apa tanpa pertolongan orang lain, mereka
memerlukan bantuan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Dalam
hidupnya, manusia akan dihadapkan kepada beberapa kemungkinan. Dalam menghadapi kehidupan tersebut, dibutuhkan
suatu dasar dan pedoman berupa ilmu pengetahuan. Dalam perkembangannya, ilmu
pengetahuan tidak bisa lepas dari filsafat ilmu, sehingga kedudukan filsafat
ilmu dalam pengetahuan sangat penting, yaitu sebagai mother of science. Peran filsafat sangat penting artinya
bagi perkembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan. Dari fenomena kehidupan
sehari- hari didapat berbagai macam ilmu pengetahuan yang dikaji berdasarkan
filsafat ilmu.
Kata Kunci: Filsafat,
manusia, kedudukan filsafat ilmu, berbagai macam ilmu pengetahuan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Filsafat
adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam- dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat merupakan pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita- citakan. Sejauh ini hampir semua kemampuan
pemikiran manusia didominasi oleh pendekatan filsafat. Pengetahuan manusia yang
dihasilkan melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir
ketidaktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan. Akan tetapi, sebelum sampai
pada pembicaraan ilmu pengetahuan, seharusnya yang harus dibicarakan terlebih
dahulu ialah mengenai bagaimana proses berpikir manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan pada manusia secara garis
besar terbagi kedalam dua bagian. Pertama, konsepsi yaitu pengetahuan sederhana
dan kedua, pembenaran yaitu pengetahuan yang mengandung suatu penilaian. Artinya, proses berpikir yang
manusia lakukan melalui dua tahapan yang saling melengkapi yaitu pengetahuan
yang pertama kali muncul berupa konsepsi atau pengetahuan sederhana dan
seterusnya manusia melalui pikirannya melakukan pembenaran atau dari
pengetahuan sederhana sampai kepada ilmu pengetahuan, pengetahuan sederhana itu
diberi pembenaran sesuai dengan keyakinan manusia yang diyakininya.
Dalam pembangungan ilmu pengetahuan juga diperlukan beberapa tiang
penyangga agar ilmu pengetahuan dapat menjadi sebuah paham yang mengandung
makna universalitas. Beberapa tiang penyangga dalam pembangunan ilmu
pengetahuan itu sebenarnya berupa penilaian yang terdiri dari ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Perlunya penilaian dalam pembangunan ilmu
pengetahuan alasannya adalah agar pembenaran yang dilakukan terhadap ilmu
pengetahuan dapat diterima sebagai pembenaran secara umum. Sampai sejauh ini,
didunia akademik anutan pembenaran ilmu pengetahuan dilandaskan pada proses
berpikir secara ilmiah. Oleh karena itu, proses berpikir di dunia ilmiah
mempunyai cara-cara tersendiri sehingga dapat dijadikan pembeda dengan proses
berpikir yang ada diluar dunia ilmiah. Dengan alasan itu berpikir ilmiah dalam
ilmu pengetahuan harus mengikuti cara filsafat pengetahuan atau epistemologi,
sementara dalam epistemologi dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan
memperoleh pengetahuan secara ilmiah disebut filsafat ilmu. Jadi pada intinya
filsafat ilmu berada pada kedudukan yang terpenting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Dan seiring berjalannya waktu akan memunculkan berbagai ilmu- ilmu
pengetahuan baru yang tentunyan didasarkan pada filsafat ilmu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kedudukan
filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan?
2.
Bagaimana
keanekaragaman dan pengelompokan ilmu pengetahuan?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Menjelaskan bagaimana
kedudukan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
2.
Menjelaskan
bagaimana keanekaragaman dan pengelompokan ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita- citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena
dalam filsafat kita dapat menjumpai pandangan tentang apa saja. Sedangkan ilmu
pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi- segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan- rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-
ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
berdasarkan teori- teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
B.
Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
Kedudukan
filsafat ilmu sangat penting artinya
bagi perkembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan, yaitu:
1.
Meletakkan kerangka
dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah, dan menyediakan landasan-landasan
ontologisme, epistemologis, dan aksiologis ilmu pada umumnya.
2.
Filsafat ilmu
melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah serta analisis-kritis
tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia keilmuan.
3.
Filsafat ilmu juga
menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap sistem kerja dan susunan
ilmu.
Pada dasarnya filsafat bertugas memberi landasan filosofi untuk
minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai
membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi
pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing
agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan
dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan
pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan
bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan
ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon
(dalam The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).
C.
Keanekaragaman dan Pengelompokan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sangat beragam, ilmu pengetahuan
dapat dikelompokan sebagai berikut:
Menurut subyeknya
1. Teoritis
a.
Nomotetis adalah
ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, mempelajari obyeknya
dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat
kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja,
misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
b.
Ideografis (ide:
cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit
menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri
(unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan
sebagainnya.
2. Praktis (applied science/ ilmu terapan): ilmu yang
langsung ditujukan kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan itu, jadi
menentukan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci
lebih lanjut yaitu :
a. Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus
berbuat, membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-laramgan misalnya: etika (filsafat
kesusilaan/filsafat moral)
b. Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang
mengatakan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, mencapai hasil tertentu.
Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainnya.
Kedua macam ilmu
pengetahuan ini saling melengkapi, jadi walaupun dibedakan tetap tidak boleh
dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping
bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus
dimasukkan dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri
terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang
teoritis.
Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut
pandangnya)
1.
Universal/umum:
meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup manusa, misalnnya: teologi/agama
dan filsafat.
2.
Khusus: hanya
mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi obyeknya
terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang biasannya disebut” ilmu
pengetahuan”
a.
Ilmu-ilmu alam
(natural scienses, natuurwetenschappen)
Ilmu yang mempelajari barang-barang
menurut keadaanya di alam kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan
mencari hukum-hukum yang mengatur apa yang terjasi di dalam alam, jadi
terperinci lagi menurut obyeknya. Termasuk di dalamnya adalah: ilmu alam, ailmu
fisika, ilmu kimia, ilmu hayat dan sebainnya.
b.
Ilmu pasti
(mathematics)
Ilmu yang memandang barang-barang,
terlepas dari isinya hanya menurut besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi
barang-barang itu. Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa
asas-asas dasar (axioma). Termasuk di dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu ukur,
ilmu hitung, ilmu al jabar dan sebagainnya.
c.
Ilmu-ilmu
kerohanian / kebudayaan (geisteswisssen-schaften/social-sciences)
Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana
jiwa manusia memegang peranan yang menentukan. Yang dipandang bukan
barang-barang seperti di alam dunia, terlepas dari manusia, melainkan justru
sekadar mengalami pengaruh dari manusia. Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu
mendidik, ilmu hukum , ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu bahasa dan
sebagainnya.
Ketiga macam ilmu pengetahuan ini
juga dibeda-bedakan tetapi jangan sampai dipisah-pisahkan, kerna memang
berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi dan melengkapi.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut
Para Filsuf
Dalam sub tema ini, kami mengambil
beberapa contoh klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para filsuf, antara lain :
1.
Cristian Wolff
Cristian Wolff mengklasifikasikan
ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris,
matematika, dan filsafat. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Cristian Wolff
dapat diskemakan sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan empiris
· Kosmologis empiris
· Psikologis empiris
b. Matematika
· Murni : aritmatika, geometri, aljabar
· Campuran : mekanika, dan lain-lain
c. Filsafat
· Spekulatif (metafisika)
Umum:ontologi
Khusus: psikologi, kosmologi, theologi
·
Praktisintelek:
Logika
Kehendak;
Ekonomi,
Etika,
Politik
Pekerjaan fisik:
Tekhnologi
2.
Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte
sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa
gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih
dahulu. Kemudian disusul
dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan
semakin kongkret. Karena dalam mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, Auguste
C omte memulai dengan mengamati gejala-gejala yang paling sederhana, yaitu
gejala yang letaknya paling jauh dari suasana kehidupan sehari-hari. Urutan
dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:
a. Ilmu pasti (matematika)
b. Ilmu perbintangan
(astronomi)
c. Ilmu alam
(fisika)
d. Ilmu kimia
e. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
f. Fisika sosial
(sosiologi)
3.
Klasifikasi ilmu
pengetahuan menurut Auguste Comte secara garis besar dapat diklasifikasikan
sebagi berikut:
a.
Ilmu pengetahuan
·
Logika (matematika
murni)
·
Ilmu pengetahuan
empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi)
b.
Filsafat
·
Metafisika
·
Filsafat ilmu
pengetahuan
BAB
III
KESIMPULAN
1. Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi
untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai
membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Jadi kedudukan filsafat ilmu sangat penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
2.
Dengan adanya
filsafat ilmu sebagai dasar (mother of
science) ditemukan berbagai jenis ilmu pengetahuan yang beragam yang
berfungsi bagi kehidupan manusia
DAFTAR
PUSTAKA
Adisasmita, Yusuf.
1989. Hakikat Filsafat dan Peranan
Pendidikan jasmani dalam Masyarakat. Jakarta: Dirjen Dikti.
Saifullah, Ali. 1990. Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Salam, Burhanuddin. 2002. Pengantar Pedagogik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar