Rabu, 12 Maret 2014

KEDUDUKAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN



KEDUDUKAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN SERTA KEANEKARAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN ILMU PENGETAHUAN


                                                                                                                                               




 










PROGRAM STUDI BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
Abstrak
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam- dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita- citakan. Manusia pada dasarnya dilahirkan ke dunia sebagai bayi yang tidak dapat berbuat apa- apa tanpa pertolongan orang lain, mereka memerlukan bantuan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Dalam hidupnya, manusia akan dihadapkan kepada beberapa kemungkinan. Dalam menghadapi kehidupan tersebut, dibutuhkan suatu dasar dan pedoman berupa ilmu pengetahuan. Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari filsafat ilmu, sehingga kedudukan filsafat ilmu dalam pengetahuan sangat penting, yaitu sebagai mother of science. Peran filsafat sangat penting artinya bagi perkembangan dan  penyempurnaan ilmu pengetahuan. Dari fenomena kehidupan sehari- hari didapat berbagai macam ilmu pengetahuan yang dikaji berdasarkan filsafat ilmu.

Kata Kunci:  Filsafat, manusia, kedudukan filsafat ilmu, berbagai macam ilmu pengetahuan






























BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam- dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita- citakan. Sejauh ini hampir semua kemampuan pemikiran manusia didominasi oleh pendekatan filsafat. Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan. Akan tetapi, sebelum sampai pada pembicaraan ilmu pengetahuan, seharusnya yang harus dibicarakan terlebih dahulu ialah mengenai bagaimana proses berpikir manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan pada manusia secara garis besar terbagi kedalam dua bagian. Pertama, konsepsi yaitu pengetahuan sederhana dan kedua, pembenaran yaitu pengetahuan yang mengandung suatu penilaian. Artinya, proses berpikir yang manusia lakukan melalui dua tahapan yang saling melengkapi yaitu pengetahuan yang pertama kali muncul berupa konsepsi atau pengetahuan sederhana dan seterusnya manusia melalui pikirannya melakukan pembenaran atau dari pengetahuan sederhana sampai kepada ilmu pengetahuan, pengetahuan sederhana itu diberi pembenaran sesuai dengan keyakinan manusia yang diyakininya.
Dalam pembangungan ilmu pengetahuan juga diperlukan beberapa tiang penyangga agar ilmu pengetahuan dapat menjadi sebuah paham yang mengandung makna universalitas. Beberapa tiang penyangga dalam pembangunan ilmu pengetahuan itu sebenarnya berupa penilaian yang terdiri dari ontologi, epistemologi dan aksiologi. Perlunya penilaian dalam pembangunan ilmu pengetahuan alasannya adalah agar pembenaran yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan dapat diterima sebagai pembenaran secara umum. Sampai sejauh ini, didunia akademik anutan pembenaran ilmu pengetahuan dilandaskan pada proses berpikir secara ilmiah. Oleh karena itu, proses berpikir di dunia ilmiah mempunyai cara-cara tersendiri sehingga dapat dijadikan pembeda dengan proses berpikir yang ada diluar dunia ilmiah. Dengan alasan itu berpikir ilmiah dalam ilmu pengetahuan harus mengikuti cara filsafat pengetahuan atau epistemologi, sementara dalam epistemologi dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah disebut filsafat ilmu. Jadi pada intinya filsafat ilmu berada pada kedudukan yang terpenting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dan seiring berjalannya waktu akan memunculkan berbagai ilmu- ilmu pengetahuan baru yang tentunyan didasarkan pada filsafat ilmu.

B.            Rumusan Masalah
1.             Bagaimana kedudukan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan?
2.             Bagaimana keanekaragaman dan pengelompokan ilmu pengetahuan?

C.           Tujuan Pembahasan
1.             Menjelaskan bagaimana kedudukan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
2.             Menjelaskan bagaimana keanekaragaman dan pengelompokan ilmu pengetahuan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita- citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita dapat menjumpai pandangan tentang apa saja. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi- segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan- rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan berdasarkan teori- teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.

B.            Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kedudukan filsafat ilmu sangat penting artinya bagi perkembangan dan  penyempurnaan ilmu pengetahuan, yaitu:
1.      Meletakkan kerangka dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah, dan menyediakan landasan-landasan ontologisme, epistemologis, dan aksiologis ilmu pada umumnya.
2.      Filsafat ilmu melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah serta analisis-kritis tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia keilmuan.
3.      Filsafat ilmu juga menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap sistem kerja dan susunan ilmu.
Pada dasarnya filsafat  bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).










C.           Keanekaragaman dan Pengelompokan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sangat beragam, ilmu pengetahuan dapat dikelompokan sebagai berikut:
Menurut subyeknya
1. Teoritis
a.    Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
b.    Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan sebagainnya.
2. Praktis (applied science/ ilmu terapan): ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu :
a.    Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus berbuat, membebankan  kewajiban-kewajiban dan larangan-laramgan misalnya: etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral)
b.    Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, mencapai hasil tertentu. Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainnya.

Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang teoritis.

Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya)
1.         Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup manusa, misalnnya: teologi/agama dan filsafat.
2.         Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang biasannya disebut” ilmu pengetahuan”
a.         Ilmu-ilmu alam (natural scienses, natuurwetenschappen)
Ilmu yang mempelajari barang-barang menurut keadaanya di alam kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan mencari hukum-hukum yang mengatur apa yang terjasi di dalam alam, jadi terperinci lagi menurut obyeknya. Termasuk di dalamnya adalah: ilmu alam, ailmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat dan sebainnya.
b.      Ilmu pasti (mathematics)
Ilmu yang memandang barang-barang, terlepas dari isinya hanya menurut besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi barang-barang itu. Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa asas-asas dasar (axioma). Termasuk di dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu ukur, ilmu hitung, ilmu al jabar dan sebagainnya.
c.       Ilmu-ilmu kerohanian / kebudayaan (geisteswisssen-schaften/social-sciences)
Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana jiwa manusia memegang peranan yang menentukan. Yang dipandang bukan barang-barang seperti di alam dunia, terlepas dari manusia, melainkan justru sekadar mengalami pengaruh dari manusia. Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu mendidik, ilmu hukum , ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu bahasa dan sebagainnya.

Ketiga macam ilmu pengetahuan ini juga dibeda-bedakan tetapi jangan sampai dipisah-pisahkan, kerna memang berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi dan melengkapi.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf
Dalam sub tema ini, kami mengambil beberapa contoh klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para filsuf, antara lain :
1.      Cristian Wolff
Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Cristian Wolff dapat diskemakan sebagai berikut :
a.    Ilmu pengetahuan empiris
·  Kosmologis empiris
·  Psikologis empiris
b.  Matematika
· Murni : aritmatika, geometri, aljabar
· Campuran : mekanika, dan lain-lain
c.  Filsafat
· Spekulatif (metafisika)
Umum:ontologi
Khusus: psikologi, kosmologi, theologi
·         Praktisintelek:
Logika
Kehendak;
Ekonomi,
Etika,
Politik
Pekerjaan fisik:
Tekhnologi
2.      Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin kongkret. Karena dalam mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, Auguste C            omte memulai dengan mengamati gejala-gejala yang paling sederhana, yaitu gejala yang letaknya paling jauh dari suasana kehidupan sehari-hari. Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:
a.       Ilmu pasti (matematika)
b.       Ilmu perbintangan (astronomi)
c.        Ilmu alam (fisika)
d.      Ilmu kimia
e.       Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
f.        Fisika sosial (sosiologi)

3.      Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
a.       Ilmu pengetahuan
·         Logika (matematika murni)
·         Ilmu pengetahuan empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi)
b.      Filsafat
·      Metafisika
·      Filsafat ilmu pengetahuan


























BAB III
KESIMPULAN
1.      Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Jadi kedudukan filsafat ilmu sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2.      Dengan adanya filsafat ilmu sebagai dasar (mother of science) ditemukan berbagai jenis ilmu pengetahuan yang beragam yang berfungsi bagi kehidupan manusia









































DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Yusuf. 1989. Hakikat Filsafat dan Peranan Pendidikan jasmani dalam Masyarakat. Jakarta: Dirjen Dikti.
Saifullah, Ali. 1990. Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Salam, Burhanuddin. 2002. Pengantar Pedagogik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar