LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM EKOLOGI
Pelaksanaan Praktikum : 17 September 2013
Disusun Oleh :
PURNOMO
081211433002
Dosen yang asistensi
:
Dr. Sucipto Hariyanto, DEA
PRODI S1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
BAB
1
PENGANTAR
1.1
Latar Belakang
Ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda
tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Dalam mempelajari ekologi, diperlukan pula pengamatan dan
eksperimen atau percobaan. Dalam praktikum ekologi sangat diperlukan alat ukur
dan alat sampling. Alat-alat ukur yang sering digunakan dalam ekologi adalah
pengukur jarak/tinggi/diameter (penggaris, meteran, jangka sorong, dll),
pengukur volume, pengukur massa jenis, pengukur berat (timbangan), pengukur
suhu, pengukur kelembapan, pengukur pH, pengukur DO (Dissolved
Oxygen), pengukur salinitas, pengukur ketinggian, pengukur kemiringan
tempat, pengukur kecepatan angin, pengukur intensitas cahaya, pengukur
kecepatan arus air, pengukur kecerahan air, pengukur posisi titik di bumi,
pengukur kecepatan/percepatan. Sedangkan alat-alat sampling misalnya jaring, Ekman grab, water sampler, soil sampler,
insect trap dan alat yang digunakan
dalam ekologi, terutama untuk di lapangan yaitu kompas, GPS (Global Positioning System), kaca pembesar/teleskop.
1.2 Tinjauan Pustaka
Plankton net
merupakan alat untuk sampling dengan objek plankton. Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton.
Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup
banyak. Jaring plankton net biasa
terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan
berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter
mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plakton yang berada
didalamnya.
Gambar 1. Plankton net
Ponar grab digunakan untuk mengambil
substrat atau sendimen, bentos, dan sersah yang berada didasar perairan yang
sedikit dalam. Prinsip kerja dari alat ini adalah dibenamkan dalam perairan
hingga menyentuh dasar. Angkat kembali setelah terisi dengan substrat. Ada dua
grab yang sering digunakan dalam kegiatan praktikum ekologi umum yaitu Ponar grab dan Eckman grab
Gambar 2. Ponar grab
Psychrometer adalah alat yang dirancang untuk
menentukan kelembaban udara di atmosfer. Prinsip pengukuran dari alat ini
merupakan salah satu teknnologi pengukuran kelembaban udara yang paling akurat
saat ini. Nilai kelembaban dihitung dari perbedaan temperatur diantara kedua
termometer. Termometer pertama mengukur suhu udara kering dan termometer kedua
mengukur suhu udara basah (Anonim,2011).
Psychrometer terdiri dari 2
termometer yaitu termometer bola basah dan termometer bola kering yang
diletakkan dalam tabung anti radiasi matahari dan tabung aliran udara (intake
tube). Tabung aliran udara dihubungkan dengan tabung saluran udara utama yang memiliki
sebuah ventilasi diatasnya. Ventilasi berfungsi untuk membuang udara yang
melalui tabung utama dan 2 tabung saluran udara. Udara mengalir pada kedua
termometer dengan kecepatan minimum 2 m/s (Anonim,2011).
Gambar 3. Sling Psychrometer
Sumber : Shirley, 2013
Timbangan (neraca) adalah instrumen untuk mengukur massa
benda, bukan berat benda (Anonim, 2012). Neraca terdiri atas beberapa macam. yang
dipakai pada praktikum ini yaitu neraca Ohauss dua lengan dan tiga lengan sama.
Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan
cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol),
kemudian letakkan benda yang akan diukur pada bagian kiri yang terdapat tempat
untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul
keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui. Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan
sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang (Nanda, 2012). Ada juga
yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas (Anonim, 2011). Neraca Ohauss ada
yang terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan
gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala
satuan gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g (Anonim, 2012)
Gambar 4. Neraca Ohauss
Sumber : Anonim,
2012
1.3 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang diangkat dalam laporan praktikum pengenalan alat adalah :
1. Apa
alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum?
2. Apa
fungsi setiap alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum?
3. Bagaimana
cara kerja alat yang akan digunakan dalam ekologi umum?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui
alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum.
2. Mengetahui
fungsi setiap alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum.
3. Mengetahui
cara kerja alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum.
1.5 Manfaat
Hasil
dari praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dengan bertambahnya pengetahuan mengenai nama alat, fungsi alat, dan cara
kerja alat yang akan digunakan pratikum ekologi umum selanjutnya.
BAB II
WAKTU, BAHAN DAN LANGKAH KERJA
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan di Ruang 226 Fakultas
Sains dan Teknologi Kampus C Universitas Airlangga pada tanggal 17 September
2013, pada pukul 13.00-14.40 (jam ke 7-8).
2.2 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat kali ini adalah anemometer, flowmeter, calipers, hagameter, kompas, GPS, timbangan, jangka
sorong, mikroskop cahaya, bilik hitung, water
sampler, plankton net, ponar grab, sling psychrometer, termometer maksimum minimum six bellani, termometer biasa, dan
termometer basah kering.
2.3 Langkah Kerja
Praktikan
memperhatikan dan menyimak dengan seksama peralatan yang tersedia. Selain itu
praktikan wajib mengetahui langkah kerja dan cara penggunaan alat yang telah
tersedia.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Dalam
praktikum ini, diperkenalkan alat-alat yang digunakan dalam ekologi antara lain
:
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan Alat
|
Gambar Alat
|
1.
|
Termometer
basah kering
|
Untuk mengukur suhu basah dan keringnya suatu ruangan
|
|
2.
|
Sling Psychrometer
|
Untuk
mengukur kelembaban udara
|
|
3.
|
Kompas
|
Untuk mengetahui
koordinat tempat
|
|
4.
|
GPS (Global
Positioning System)
|
Untuk mengetahui posisi/ titik di bumi dari pengguna
GPS
|
|
5.
|
Termometer
|
Untuk mengukur suhu
suatu lingkungan
|
|
6.
|
Sedgewick Rafter
|
Untuk mengukur per
volume dari organisme air
|
|
7.
|
Jangka Sorong
|
Untuk mengukur diameter (dalam
maupun luar) suatu benda
|
|
8.
|
Calipers
|
Untuk
mengukur diameter suatu pohon
|
|
9.
|
Neraca
|
Untuk mengukur massa /
berat dari suatu benda
|
|
10.
|
Water Sampler
|
Untuk mengambil sampel
air dengan kapasitas besar pada perairan dangkal maupun dalam
|
|
11.
|
Ponar Dredge
|
Untuk mengambil
sedimen dan bentos yang ada di dasar perairan
|
|
12.
|
Plankton Net
|
Untuk mengambil sampel
populasi mikroorganisme (plankton) pada perairan
|
|
13.
|
Anemometer
|
Untuk mengukur
kecepatan angin
|
|
14.
|
Flowmeter
|
Untuk mengukur kecepatan arus air
|
|
15.
|
Hagameter
|
Untuk mengukur ketinggian yang tidak
terjangkau
|
|
16.
|
Termometer
maksimum minimum
|
Menghitung suhu maksimum dan minimum
dari suatu ruangan dalam jangka waktu 24 jam
|
|
17.
|
Mikroskop
|
Untuk mengamati benda-benda
mikroskopik
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil praktikum, ada beberapa alat yang digunakan untuk
mengukur dan ada juga yang digunakan untuk mengambil sampel. Hal itu dikarenakan
pada setiap alat-alat tersebut memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda.
a.
Termometer
Basah Kering
Cara penggunaan termometer basah
kering yaitu pada termometer
kering, raksa yang ada di dalam termometer akan mengembang ketika ia menerima
panas dari media yang diukur, sehingga ia menunjukkan angka tertentu pada skala
termometer. Sedangkan pada termometer basah, penampung raksanya dibalut oleh
kapas yang dicelupkan ke air, sehingga temperatur basah selalu lebih rendah
dari temperatur kering. Untuk menentukan suhu dari termometer ini adalah dengan melihat angka suhu
kering, lalu menghitung selisih dari suhu kering dan basah. Terakhir
menyetarakan dalam skala vertikal dan horizontal yang terdapat pada termometer. Hasil pengukuran dinyatakan dalam derajat celcius.
b.
Sling
Psychrometer
Cara penggunaan alat ini yaitu dengan
membasahi pada bagian
bola basah. Lalu memutarnya searah jarum jam selama 1-2
menit dengan
kecepatan konstan.
Selanjutnya, membaca skala termometer BB (Bola Basah) dan BK (Bola Kering). Angka hasil pembacaan dari termometer kering
dihimpitkan dengan angka hasil pembacaan dari termometer
basah. Lalu melihat diagram psikrometrik
untuk mengetahui angka kelembaban dengan melihat tanda panah. Hasil
dinyatakan dalam persen.
c.
Kompas
Cara penggunaan kompas yaitu membuka
penutupnya lalu jika mencari arah mata angin maka melihat jarum pada kompas.
Yang berwarna merah menunjukkan arah utara, sedangkan jarum berwarna hitam
menunjukkan arah selatan.
d.
GPS (Global Positioning System)
Cara penggunaan alat yaitu menyalakan GPS
dengan menekan tombol on
kemudian menekan tombol page. Lalu kita menunggu sebentar karena
GPS sedang terhubung dengan satelit. Jika sudah terhubung, akan muncul tanda
panah yang menunjukkan kedudukan pemegang GPS pada bagian position di layar
GPS.
e.
Termometer
Cara menggunakan alat ini adalah memasukkan termometer
pada benda yang akan dihitung suhunya. Setelah itu menunggu beberapa saat
sampai angka pada termometer konstan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam derajat
celcius.
f.
Sedgewick Rafter
Cara penggunaan alat ini adalah menggeser kaca penutup lalu
meneteskan air sampel yang berisi mikroorganisme yang akan diteliti. Penetesan
dilakukan pada kedua sudut yang terbuka, masing-masing diisi 1 tetes. Kemudian kaca penutup ditutup kembali dan diamati dengan
menggunakan mikroskop. Jika kesulitan mengamati organisme hidup yang masih
bergerak aktif, maka dapat digunakan larutan JKJ yang akan membunuh organisme
hidup tersebut sehingga mudah dalam mengamati.
g.
Jangka
sorong
Cara penggunaan jangka sorong
yaitu :
1.
Mengukur
Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda adalah memutar
pengunci ke kiri, membuka rahang, memasukkan benda ke rahang bawah jangka
sorong, menggeser rahang agar rahang tepat pada benda, memutar pengunci ke
kanan. Rahang jagka
sorong yang digunakan adalah yang berukuran besar.
2.
Mengukur Diameter Dalam
Benda
Cara
mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung adalah memutar pengunci
ke kiri, memasukkan rahang atas ke dalam benda, menggeser agar rahang tepat
pada benda, memutar pengunci ke kanan. Rahang jangka sorong yang digunakan adalah yang
berukuran kecil.
3.
Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda adalah memutar pengunci ke kiri, membuka
rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, memutar pengunci ke
kanan.
h.
Calipers
Cara
penggunaan calipers yaitu dengan cara
membuka kedua bagian calipers lalu menempelkan
ujung-ujung calipers pada pohon. Selanjutnya,
melihat angka pada lubang pangkal
calipers. Alat ini memiliki satuan cm.
i.
Neraca
Cara penggunaan neraca yaitu dengan menyeimbangkan
timbangan terlebih dahulu hingga batas pada atas neraca setara dengan angka nol.
Jika sudah seimbang, maka meletakkan benda yang ingin diukur massanya pada
salah satu sisi timbangan. Lalu menggeser-geser anak timbangan pada lengan
neraca mulai dari anak timbangan terbesar hingga timbangan setimbang (setara dengan angka 0). Jika sudah setimbang, maka kita harus
menjumlahkan semua angka yang tertera pada masing-masing anak timbangan.
j.
Water Sampler
Cara
penggunaan water sampler yaitu dengan
membuka penutup kanan dan kirinya lalu mengkaitkan tali penutup pada kait yang berada
di tengah tabung. Lalu menjatuhkan water
sampler hingga batas kedalaman yang diinginkan sambil memegang talinya.
Lalu menarik tali dan mengakibatkan penutup kanan dan kirinya tertutup dan air
dapat masuk ke dalam water sampler.
k.
Ponar Dredge
Cara penggunaan alat ini yaitu menjatuhkan Ponar Dredge yang sudah dikunci dengan kunci yang menggunakan pegas hingga ke dasar perairan. Lalu secara
otomatis jika Ponar Dredge menyentuh
dasar perairan maka sampel yang akan diambil akan masuk ke dalam Ponar Dredge dan kita menarik alat ke atas permukaan.
l.
Plankton net
Cara
penggunaaan plankton net adalah melemparkannya
ke perairan sambil memegangi talinya. Setelah mengangkat jaring ke
permukaan, kita harus menunggu hingga air yang menggenang di jaring habis dan
hanya tersisa substrat yang terkumpul dalam wadah corong dibagian bawah plankton net.
m.
Anemometer
Cara
penggunaan anemometer yaitu dengan menaruh atau memegangnya tegak lurus ke atas pada keadaan angin yang ingin diukur selama 2 menit. Lalu melihat skala yang tertera pada anemometer. Hasil pengukuran dinyatakan
dalam satuan m/s.
n.
Flowmeter
Cara penggunaan alat ini adalah menyusun alat sedemikian
rupa dengan menyambung pipa-pipa yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman
arus perairan. Lalu mencelupkan alat ke dalam air dan mengukur arusnya dengan
mengambil angka terbesar yang didapat dari flowmeter.
Hasil yang diperoleh memiliki satuan m/s.
o.
Hagameter
Cara penggunaan alat ini adalah dengan mengukur terlebih
dahulu jarak antara kita (pengamat) dengan objek. Lalu mengatur jarak pada alat
(misal: 20 kaki. Disesuaikan dengan hasil pengukuran antara pengamat dengan
objek). Kemudian memfokuskan pandangan dan membidik objek dengan melihat
melalui lubang yang ada pada ujung Hagameter. Jika sudah tepat pada objek yang
akan diukur, tekan tombol pembidik dan kita akan melihat hasil yang didapat. Hasil
pengukuran dinyatakan dalam satuan kaki.
p.
Termometer maksimum minimum
Cara menggunakan alat ini adalah menarik pita biru dengan menggunakan magnet
sampai mendekati air raksa, yang bertujuan agar tidak ada udara yang masuk
dalam termometer. Lalu mendiamkan termometer dalam ruangan selama 24 jam.
Setelah itu melihat hasilnya pada angka yang ditunjukkan oleh termometer.
q.
Mikroskop
Cara menggunakan alat ini adalah dengan mengatur cahaya
yang dibutuhkan, lalu mengatur perbesaran yang diinginkan. Setelah itu,
mengatur gerak meja objek dengan pemutar kasar dan pemutar halus hingga
diperoleh fokus preparat pada penampang mikroskop.
BAB V
KESIMPULAN
- Alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum ekologi umum adalah :
1.
Termometer
basah kering
2.
Sling Psychrometer
3.
Kompas
4.
GPS
(Global
Positioning System)
5.
Termometer
6.
Sedgewick Rafter
7.
Jangka
Sorong
8.
Calipers
9.
Neraca
10.
Water Sampler
11.
Ponar grab
12.
Plankton Net
13.
Anemometer
14.
Flowmeter
15.
Hagameter
16.
Termometer
maksimum minimum
17.
Mikroskop
·
Setiap alat yang ada di dalam
laboratorium memiliki fungsi yang berbeda.
·
Setiap alat memiliki
karakteristik penggunaan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya : Airlangga University Press
Michael,
P. 1995. Metode Ekologi untuk
Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : UI Press
Soemarwoto, Otto.
2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soegianto, Agoes.
2010. Ilmu Lingkungan Hidup, Sarana
Menuju Masyarakat Yang Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar