Rabu, 12 Maret 2014

Alat-alat yang digunakan dalam ekologi



LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM EKOLOGI
Pelaksanaan Praktikum : 17 September 2013




Disusun Oleh :
PURNOMO
081211433002


Dosen yang asistensi :
Dr. Sucipto Hariyanto, DEA


PRODI S1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
BAB 1
PENGANTAR

1.1                   Latar Belakang
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Dalam mempelajari ekologi, diperlukan pula pengamatan dan eksperimen atau percobaan. Dalam praktikum ekologi sangat diperlukan alat ukur dan alat sampling. Alat-alat ukur yang sering digunakan dalam ekologi adalah pengukur jarak/tinggi/diameter (penggaris, meteran, jangka sorong, dll), pengukur volume, pengukur massa jenis, pengukur berat (timbangan), pengukur suhu, pengukur kelembapan, pengukur pH, pengukur DO (Dissolved Oxygen), pengukur salinitas, pengukur ketinggian, pengukur kemiringan tempat, pengukur kecepatan angin, pengukur intensitas cahaya, pengukur kecepatan arus air, pengukur kecerahan air, pengukur posisi titik di bumi, pengukur kecepatan/percepatan. Sedangkan alat-alat sampling misalnya jaring, Ekman grab, water sampler, soil sampler, insect trap dan alat yang digunakan dalam ekologi, terutama untuk di lapangan yaitu kompas, GPS (Global Positioning System), kaca pembesar/teleskop.

1.2 Tinjauan Pustaka
Plankton net merupakan alat untuk sampling dengan objek plankton. Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton. Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak. Jaring plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plakton yang berada didalamnya.


Gambar 1. Plankton net

Ponar grab digunakan untuk mengambil substrat atau sendimen, bentos, dan sersah yang berada didasar perairan yang sedikit dalam. Prinsip kerja dari alat ini adalah dibenamkan dalam perairan hingga menyentuh dasar. Angkat kembali setelah terisi dengan substrat. Ada dua grab yang sering digunakan dalam kegiatan praktikum ekologi umum yaitu Ponar grab dan Eckman grab


Gambar 2. Ponar grab

Psychrometer adalah alat yang dirancang untuk menentukan kelembaban udara di atmosfer. Prinsip pengukuran dari alat ini merupakan salah satu teknnologi pengukuran kelembaban udara yang paling akurat saat ini. Nilai kelembaban dihitung dari perbedaan temperatur diantara kedua termometer. Termometer pertama mengukur suhu udara kering dan termometer kedua mengukur suhu udara basah (Anonim,2011).
    Psychrometer terdiri dari 2 termometer yaitu termometer bola basah dan termometer bola kering yang diletakkan dalam tabung anti radiasi matahari dan tabung aliran udara (intake tube). Tabung aliran udara dihubungkan dengan tabung saluran udara utama yang memiliki sebuah ventilasi diatasnya. Ventilasi berfungsi untuk membuang udara yang melalui tabung utama dan 2 tabung saluran udara. Udara mengalir pada kedua termometer dengan kecepatan minimum 2 m/s (Anonim,2011).


Gambar 3. Sling Psychrometer
Sumber : Shirley, 2013

Timbangan (neraca) adalah instrumen untuk mengukur massa benda, bukan berat benda (Anonim, 2012). Neraca terdiri atas beberapa macam. yang dipakai pada praktikum ini yaitu neraca Ohauss dua lengan dan tiga lengan sama. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui. Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang (Nanda, 2012). Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas (Anonim, 2011). Neraca Ohauss ada yang terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g (Anonim, 2012)

Gambar 4. Neraca Ohauss
Sumber : Anonim, 2012

1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam laporan praktikum pengenalan alat adalah :
1.      Apa alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum?
2.      Apa fungsi setiap alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum?
3.      Bagaimana cara kerja alat yang akan digunakan dalam ekologi umum?

1.4  Tujuan
1.      Mengetahui alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum.
2.      Mengetahui fungsi setiap alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum.
3.      Mengetahui cara kerja alat yang akan digunakan dalam praktikum ekologi umum.

1.5  Manfaat
Hasil dari praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dengan bertambahnya pengetahuan mengenai nama alat, fungsi alat, dan cara kerja alat yang akan digunakan pratikum ekologi umum selanjutnya.








BAB II
WAKTU, BAHAN DAN LANGKAH KERJA


2.1 Waktu dan Tempat Praktikum
        Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan di Ruang 226 Fakultas Sains dan Teknologi Kampus C Universitas Airlangga pada tanggal 17 September 2013, pada pukul 13.00-14.40 (jam ke 7-8).

2.2 Alat
        Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat kali ini adalah anemometer, flowmeter, calipers, hagameter, kompas, GPS, timbangan, jangka sorong, mikroskop cahaya, bilik hitung, water sampler, plankton net, ponar grab, sling psychrometer, termometer maksimum minimum six bellani, termometer biasa, dan termometer basah kering.

2.3 Langkah Kerja     
               Praktikan memperhatikan dan menyimak dengan seksama peralatan yang tersedia. Selain itu praktikan wajib mengetahui langkah kerja dan cara penggunaan alat yang telah tersedia.


       



























BAB III
HASIL PENGAMATAN

Dalam praktikum ini, diperkenalkan alat-alat yang digunakan dalam ekologi antara lain :
No.
Nama Alat
Kegunaan Alat
Gambar Alat

1.

Termometer basah kering

Untuk mengukur suhu basah dan keringnya suatu ruangan


2.

Sling Psychrometer

Untuk mengukur kelembaban udara


3.

Kompas

Untuk mengetahui koordinat tempat


4.

GPS (Global Positioning System)

Untuk mengetahui posisi/ titik di bumi dari pengguna GPS


5.

Termometer

Untuk mengukur suhu suatu lingkungan


6.

Sedgewick Rafter

Untuk mengukur per volume dari organisme air



7.

Jangka Sorong

Untuk mengukur diameter (dalam maupun luar) suatu benda


8.

Calipers

Untuk mengukur diameter  suatu pohon



9.

Neraca


Untuk mengukur massa / berat dari suatu benda



10.

Water Sampler

Untuk mengambil sampel air dengan kapasitas besar pada perairan dangkal maupun dalam



11.

Ponar Dredge

Untuk mengambil sedimen dan bentos yang ada di dasar perairan


12.

Plankton Net

Untuk mengambil sampel populasi mikroorganisme  (plankton)  pada perairan



13.

Anemometer

Untuk mengukur kecepatan angin



14.

Flowmeter

Untuk mengukur kecepatan arus air



15.

Hagameter

Untuk mengukur ketinggian yang tidak terjangkau



16.

Termometer maksimum minimum

Menghitung suhu maksimum dan minimum dari suatu ruangan dalam jangka waktu 24 jam


17.

Mikroskop

Untuk mengamati benda-benda mikroskopik




BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil praktikum, ada beberapa alat yang digunakan untuk mengukur dan ada juga yang digunakan untuk mengambil sampel. Hal itu dikarenakan pada setiap alat-alat tersebut memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda.
a.       Termometer Basah Kering
Cara penggunaan termometer basah kering yaitu pada termometer kering, raksa yang ada di dalam termometer akan mengembang ketika ia menerima panas dari media yang diukur, sehingga ia menunjukkan angka tertentu pada skala termometer. Sedangkan pada termometer basah, penampung raksanya dibalut oleh kapas yang dicelupkan ke air, sehingga temperatur basah selalu lebih rendah dari temperatur kering. Untuk menentukan suhu dari termometer ini adalah dengan melihat angka suhu kering, lalu menghitung selisih dari suhu kering dan basah. Terakhir menyetarakan dalam skala vertikal dan horizontal yang terdapat pada termometer. Hasil pengukuran dinyatakan dalam derajat celcius.
b.      Sling Psychrometer
Cara penggunaan alat ini yaitu dengan membasahi pada bagian bola basah. Lalu memutarnya searah jarum jam selama 1-2 menit dengan kecepatan konstan. Selanjutnya, membaca skala termometer BB (Bola Basah) dan BK (Bola Kering). Angka hasil pembacaan dari termometer kering dihimpitkan dengan angka hasil pembacaan dari termometer basah. Lalu melihat diagram psikrometrik untuk mengetahui angka kelembaban dengan melihat tanda panah. Hasil dinyatakan dalam persen.
c.       Kompas
Cara penggunaan kompas yaitu membuka penutupnya lalu jika mencari arah mata angin maka melihat jarum pada kompas. Yang berwarna merah menunjukkan arah utara, sedangkan jarum berwarna hitam menunjukkan arah selatan.
d.      GPS (Global Positioning System)
Cara penggunaan alat yaitu menyalakan GPS dengan menekan tombol on kemudian menekan tombol page. Lalu kita menunggu sebentar karena GPS sedang terhubung dengan satelit. Jika sudah terhubung, akan muncul tanda panah yang menunjukkan kedudukan pemegang GPS pada bagian position di layar GPS.
e.       Termometer
Cara menggunakan alat ini adalah memasukkan termometer pada benda yang akan dihitung suhunya. Setelah itu menunggu beberapa saat sampai angka pada termometer konstan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam derajat celcius.
f.       Sedgewick Rafter
Cara penggunaan alat ini adalah menggeser kaca penutup lalu meneteskan air sampel yang berisi mikroorganisme yang akan diteliti. Penetesan dilakukan pada kedua sudut yang terbuka, masing-masing diisi 1 tetes. Kemudian kaca penutup ditutup kembali dan diamati dengan menggunakan mikroskop. Jika kesulitan mengamati organisme hidup yang masih bergerak aktif, maka dapat digunakan larutan JKJ yang akan membunuh organisme hidup tersebut sehingga mudah dalam mengamati.
g.      Jangka sorong
Cara penggunaan jangka sorong yaitu :
1.      Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda adalah memutar pengunci ke kiri, membuka rahang, memasukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, menggeser rahang agar rahang tepat pada benda, memutar pengunci ke kanan. Rahang jagka sorong yang digunakan adalah yang berukuran besar.
2.      Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung adalah memutar pengunci ke kiri, memasukkan rahang atas ke dalam benda, menggeser agar rahang tepat pada benda, memutar pengunci ke kanan. Rahang jangka sorong yang digunakan adalah yang berukuran kecil.
3.      Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda adalah memutar pengunci ke kiri, membuka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, memutar pengunci ke kanan.
h.      Calipers
Cara penggunaan calipers yaitu dengan cara membuka kedua bagian calipers lalu menempelkan ujung-ujung calipers pada pohon. Selanjutnya, melihat angka pada lubang pangkal calipers. Alat ini memiliki satuan cm.
i.        Neraca
 Cara penggunaan neraca yaitu dengan menyeimbangkan timbangan terlebih dahulu hingga batas pada atas neraca setara dengan angka nol. Jika sudah seimbang, maka meletakkan benda yang ingin diukur massanya pada salah satu sisi timbangan. Lalu menggeser-geser anak timbangan pada lengan neraca mulai dari anak timbangan terbesar hingga timbangan setimbang (setara dengan angka 0). Jika sudah setimbang, maka kita harus menjumlahkan semua angka yang tertera pada masing-masing anak timbangan.
j.        Water Sampler
Cara penggunaan water sampler yaitu dengan membuka penutup kanan dan kirinya lalu mengkaitkan tali penutup pada kait yang berada di tengah tabung. Lalu menjatuhkan water sampler hingga batas kedalaman yang diinginkan sambil memegang talinya. Lalu menarik tali dan mengakibatkan penutup kanan dan kirinya tertutup dan air dapat masuk ke dalam water sampler.
k.      Ponar Dredge
Cara penggunaan alat ini  yaitu menjatuhkan Ponar Dredge yang sudah dikunci dengan kunci yang menggunakan pegas hingga ke dasar perairan. Lalu secara otomatis jika Ponar Dredge menyentuh dasar perairan maka sampel yang akan diambil akan masuk ke dalam Ponar Dredge  dan kita menarik alat ke atas permukaan.
l.        Plankton net
Cara penggunaaan plankton net adalah melemparkannya ke perairan sambil memegangi talinya. Setelah mengangkat jaring ke permukaan, kita harus menunggu hingga air yang menggenang di jaring habis dan hanya tersisa substrat yang terkumpul dalam wadah corong dibagian bawah plankton net.
m.    Anemometer
Cara penggunaan anemometer yaitu dengan menaruh atau memegangnya tegak lurus ke atas pada keadaan angin yang ingin diukur selama 2 menit. Lalu melihat skala yang tertera pada anemometer. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan m/s.
n.        Flowmeter
Cara penggunaan alat ini adalah menyusun alat sedemikian rupa dengan menyambung pipa-pipa yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman arus perairan. Lalu mencelupkan alat ke dalam air dan mengukur arusnya dengan mengambil angka terbesar yang didapat dari flowmeter. Hasil yang diperoleh memiliki satuan m/s.
o.        Hagameter
Cara penggunaan alat ini adalah dengan mengukur terlebih dahulu jarak antara kita (pengamat) dengan objek. Lalu mengatur jarak pada alat (misal: 20 kaki. Disesuaikan dengan hasil pengukuran antara pengamat dengan objek). Kemudian memfokuskan pandangan dan membidik objek dengan melihat melalui lubang yang ada pada ujung Hagameter. Jika sudah tepat pada objek yang akan diukur, tekan tombol pembidik dan kita akan melihat hasil yang didapat. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan kaki.
p.        Termometer maksimum minimum
Cara menggunakan alat ini adalah  menarik pita biru dengan menggunakan magnet sampai mendekati air raksa, yang bertujuan agar tidak ada udara yang masuk dalam termometer. Lalu mendiamkan termometer dalam ruangan selama 24 jam. Setelah itu melihat hasilnya pada angka yang ditunjukkan oleh termometer.
q.        Mikroskop
Cara menggunakan alat ini adalah dengan mengatur cahaya yang dibutuhkan, lalu mengatur perbesaran yang diinginkan. Setelah itu, mengatur gerak meja objek dengan pemutar kasar dan pemutar halus hingga diperoleh fokus preparat pada penampang mikroskop.




























  
BAB V
KESIMPULAN

  • Alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum ekologi umum adalah :


1.         Termometer basah kering
2.         Sling Psychrometer
3.         Kompas
4.         GPS (Global Positioning System)
5.         Termometer
6.         Sedgewick Rafter
7.         Jangka Sorong
8.         Calipers
9.         Neraca
10.    Water Sampler
11.    Ponar grab
12.    Plankton Net
13.    Anemometer
14.    Flowmeter
15.    Hagameter
16.    Termometer maksimum minimum
17.    Mikroskop


·         Setiap alat yang ada di dalam laboratorium memiliki fungsi yang berbeda.
·         Setiap alat memiliki karakteristik penggunaan yang berbeda.




























DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya : Airlangga University Press
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : UI Press
Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soegianto, Agoes. 2010. Ilmu Lingkungan Hidup, Sarana Menuju Masyarakat Yang Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga University Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar